Bulan
Ramadhan telah meninggalkan kita semua, bulan yang penuh kemuliaan, penuh
semangat kebersamaan dan cinta kasih. Di mana setiap individu berlomba untuk
mempersembahkan ketaatan terbaik kepada Allah SWT. Jangankan yang wajib,
ibadah-ibadah sunah-pun kita lakukan dengan penuh keriangan. Al-Quran yang
mungkin berbulan-bulan kita lupakan, hingga tertutupi debu dan kotoran di sudut
rak buku rumah kita, kembali kita ambil dan bersihkan dari debu. Lembar demi
lembarnya pun kita buka kembali, kita lantunkan setiap ayat dengan penuh
kekhuyukan mengharap ridho Ilahi.
Malam-malam yang sebelumnya kita
lalui hanya berlayar di alam mimpi, di saat Ramadhan menjadi moment berdialog
dengan Tuhan yang Maha menggilir siang dan malam. Sanak keluarga dan sahabat
yang mungkin telah lama terlupa seiring kesibukan kita berkutat dengan
aktivitas dunia-pun akhirnya kita hubungi, saling bersilaturahmi menyatukan
cinta, merajut kasih yang mulai hilang.
Para fakir miskin, yatim piatu, dan
dhuafa yang terpinggirkan, terasingkan, bahkan terlupakan oleh dunia, menjadi
salah satu bagian yang paling dicari di bulan suci itu. Semua muslim berlomba
untuk berbagi, menyisihkan sebagian rizki yang Allah titipkan.
Sungguh mulia bulan itu, bulan penuh
cinta kasih, bulan penuh ketaatan, bulan penuh semangat berbagi, bulan yang
menjadikan setiap tarikan napas kita penuh harapan baru untuk menjadi pribadi
yang lebih baik, harapan untuk pengampunan atas segala salah dan khilaf.
Sungguh indah bulan itu, namun kini
ia telah pergi. Semakin jauh, dan jauh. Meninggalkan kita sendiri dalam
kerinduan yang mendalam.
Sungguh luar biasa semangat di bulan
itu. Akan kita mampu menghadirkan semangatnya di bulan-bulan setelahnya?
Akankah ibadah kita akan penuh semangat seperti bulan itu? Akankah semangat
kita berbagi masih sama seperti bulan itu? Akankah lembar demi lembar kitab
suci itu tetap kita baca seperti waktu-waktu berharga di bulan itu? Akankah
lisan dan perbuatan kita selalu terjaga untuk tidak menyakiti sesama seperti
yang telah kita perjuangkan di bulan itu? Dan Akankah kita mampu mempertahankan
kejujuran kita seperti jujurnya kita di bulan itu?
Ataukah kita akan kembali kepada
masa-masa jahiliyah kita? di mana sholat kita bolong di sana sini, berat hati
untuk berbagi, Al-Quran itu kembali tersimpan rapih di sudut rak buku rumah
kita, berhari-hari, berminggu-minggu, hingga berdebu. Lisan kembali mudah untuk
menoreh luka di hati saudara kita, perbuatan aniaya terus kita lakukan kepada
orang-orang di sekitar kita. Bahkan dusta menjadi penghias kehidupan kita.
Pilihan kini ada pada diri kita masing-masing, akankah kita membiarkan
perjuangan kita selama satu bulan penuh untuk menjadi pribadi yang lebih baik,
yang diampuni oleh Ilahi Rabbi, yang telah kembali fitri, menjadi sia-sia
belaka?
Mari hadirkan seluruh semangat
Ramadhan pada hari-hari ke depan yang akan kita lalui. Karena sungguh, Allah
menghadirkan Ramadhan sebagai bulan percontohan, bukan untuk dilalui dan dilupakan,
namun untuk terus dihadirkan, meski ia telah pergi. Karena Rasulullah saw
bersabda:
لَوْ تَعْلَمُ أُمَّتِي مَا فِي
رَمَضَانَ, لَتَمَنَّوْا أَنَّ السَّنَةَ كُلُّهَا رَمَضَانُ
“Jika ummatku mengetahui apa yang ada di bulan
Ramadhan, niscaya mereka akan menginginkan seluruh tahun itu Ramadhan.”
Medical Grade Titanium Earrings for Men - Titanium-arts.com
BalasHapusCustom titanium jewelry Titanium-Arched titanium aftershokz T-Shirt for aftershokz titanium Women · trekz titanium pairing Shop how strong is titanium Titanium-Arched T-Shirt online at Titanium-Arched T-Shirt.com.