Allah
SWT berfirman di dalam QS. An-Nisa ayat 174 :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
قَدْ جَاءَكُمْ بُرْهَانٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكُمْ نُوْرًا مُّبِيْنًا
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami
turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an).”
Dan juga di dalam QS.
Al-Maidah ayat 16 :
يَهْدِيْ بِهِ اللهُ مَنِ اتَّبَعَ
رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ
بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيْهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang
benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”
Dari
kedua ayat tersebut bisa kita ambil intisari bahwa
Al-Quran merupakan cahaya bagi orang-orang yang beriman kepadanya. Maka jika
dunia ini ibarat rumah kita, coba sejenak kita bayangkan memiliki rumah yang
tidak ada cahaya di dalamnya. Maka kita akan berada dalam keadaan gelap gulita
di dalam rumah tersebut, sehingga mungkin kita akan tersandung atau menabrak
barang-barang yang ada di dalam rumah tersebut dan akan membuat kita terluka
karenanya. Atau jika dunia ini diibaratkan sebagai sebuah perjalanan bagi
seorang musafir, maka untuk mencapai tujuan dari sebuah perjalanan, kita butuh
peta, rambu jalan, dan petunjuk orang-orang yang ada dalam perjalanan tersebut.
Bisa dibayangkan, jika seorang musafir yang berjalan tanpa arah dan tujuan,
tanpa peta penunjuk jalan, dan tidak pernah mau bertanya kepada orang-orang
yang ia temui dalam perjalanannya tersebut? Akan sangat mungkin ia akan
tersesat dalam perjalanannya tersebut, bahkan mungkin tidak akan pernah
mencapai tujuannya.
Maka
Al-Quran adalah cahaya petunjuk kehidupan manusia, peta penunjuk arah mana
benar dan mana salah, pedoman yang berisi aturan kehidupan yang akan
menyelamatkan manusia selama perjalanan fana ini. Di dalamnya terdapat petunjuk
ke arah mana manusia harus mengarahkan perjalanan kehidupannya ini. Di dalamnya
pula terdapat tujuan dari kehadiran manusia di alam semesta ini. Di dalamnya
juga terdapat begitu banyak aturan kehidupan yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh manusia selama hidup di dunia ini.
Maka
mungkin Al-Quran bisa diibaratkan sebagai manual book pada handphone dan alat
elektronik lainnya. Jika seseorang membeli sebuah perangkat elektronik tanpa
pernah membaca manual book yang disertakan bersamanya, maka mungkin ia akan
menggunakan perangkat elektronik tersebut tidak sesuai dengan fungsinya. Dan
kita pasti tahu, sebagaimana garansi yang disertakan pada perangkat elektronik
baru yang kita beli, maka Allah pun menjamin kehidupan setiap manusia dengan
jaminan keselamatan dunia dan akhirat. Namun seperti umumnya garansi yang
diberikan, jaminan keselamatan dari Allah pun akan diberikan bagi manusia yang
menggunakan kehidupannya sesuai dengan petunjuk yang tercantum dalam kitab
Suci, maka jika ada manusia yang salah jalan dalam hidupnya, jaminan
keselamatan itupun hangus dan tidak dapat digunakan lagi.
Oleh
karena itu, kembalilah kaum muslimin semua, terutama anak-anakku tercinta.
Pelajari kembali manual book yang Allah sertakan dalam kehidupanmu itu, karena
mungkin telah terjadi begitu banyak penyimpangan yang kita lakukan terhadap
nikmat kehidupan yang Allah berikan ini. Baca setiap ayat di dalamnya, pahami
maknanya, dan berusahalah untuk menghapal setiap halaman firman Tuhanmu itu,
kata demi kata, kalimat demi kalimat, ayat demi ayat, hingga akhirnya
terpatrilah satu surat dalam dasar sanubarimu itu. Sadarkah kalian, begitu
banyak lagu yang kita hapal, begitu mudahnya kita mengingat setiap kata di
dalam sebuah lagu. Namun mengingat sebaris saja ayat suci itu terasa begitu
berat dan sulitnya untuk kita. Bukan salah kalimat itu, jelas bukan karena
kesalahan Al-Quran itu karena berbahasa Arab. Coba lihat dirimu, lihatlah jauh
ke dasar lubuk hatimu! Apakah Allah menurunkan Al-Quran berbahasa Arab untuk
menyulitkanmu menghapalnya? Atau apakah begitu banyak debu yang menumpuk di
atas mata hatimu itu akibat dosa yang kau lakukan kepada Allah?
Sungguh
Allah menjadikan Al-Quran itu agar mudah kita baca, mudah kita pahami, bahkan
mudah kita hapalkan. Karena sungguh, tidaklah mungkin Allah Yang Menciptakan
kita semua lebih mempermudah diri ini untuk menghapal ratusan lagu di banding
bait-bait firman-Nya. Kesalahan pasti ada dalam diri ini, yang selalu memiliki
ribuan alasan untuk hanya sekadar melantunkan sebaris dua baris ayat Al-Quran,
namun tidak pernah mengeluh berteriak melantunkan lagu yang bahkan tidak akan
pernah menyelamatkan kita di alam barzakh nanti. Gunakanlah akal sehatmu wahai
ananda, apakah tidak ingin kau ambil kembali cahaya penerang jalan hidupmu itu?
Bukan untuk Tuhanmu, karena Ia tidak membutuhkan sedikitpun ketaatanmu
kepada-Nya, melainkan untuk keselamatanmu sendiri. Karena nanti, ya nanti,
ketika seluruh manusia di bangkitkan, Ibumu tidak akan peduli kepadamu, ayahmu
yang selama ini melindungimu pun akan sibuk dengan keselamatannya sendiri,
apalagi teman-temanmu yang setia di sampingmu saat ini, di saat itu tidak ada
satupun yang akan menyelamatkanmu, engkau akan mempertanggung jawabkan semua
kisah hidupmu sendiri di hadapan Allah. Namun jika engkau ingin, ada secercah
harapan pada hari itu, yang akan menjadi pembelamu di saat semua teman dan
keluargamu tidak peduli kepadamu, ialah Al-Quran, kitab suci yang selama ini
engkau acuhkan, kau anggap remeh, dan kau biarkan berdebu. Al-Quran itu akan
menjadi penyelamatmu kelak jika engkau selalu melantunkan ayat demi ayat di
dalamnya, ia akan menjadi pembelamu dengan lantang dan pencegahmu dari siksa
Tuhanmu jika engkau simpan ia di dalam ingatanmu. Sebagaimana keterangan Rasulullah
Muhammad saw:
·
Dari Abu Umamah ra. Dia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Bacalah Al-Quran, sesungguhnya ia
akan datang di hari kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya.” (HR.
Muslim)
·
Dari Usman bin Affan ra. Berkata:
Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baiknya manusia di antara kalian adalah
orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
·
Dari Aisyah ra. Telah berkata:
Rasulullah saw bersabda: “Orang yang membaca Al-Quran dengan terbata-bata
karena susah membacanya akan mendapat dua pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim)
·
Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra.
Berkata: Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan orang mukmin yang membaca
Al-Quran seperti buah Utrujah (sejenis limau), baunya harum dan rasanya sedap.
Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Quran seperti buah kurma,
tidak ada baunya tapi rasanya manis. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca
Al-Quran seperti Raihanah (jenis tumbuhan), baunya wangi tapi rasanya pahit.
Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran seperti buah hanzhal
(sejenis buah pare), tidak berbau dan rasanya pahit. (HR. Bukhari dan
Muslim)
·
Dari Ibnu Abbas ra. Beliau berkata:
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya
sesuatu pun dari Al-Quran laksana sebuah rumah yang runtuh.” (HR. Turmudzi,
beliau berkata: hadits hasan sahih)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar