Allah
SWT berfirman di dalam QS. Al-A’raf ayat 26 :
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ
أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِيْ سَوْءَاتِكُمْ وَرِيْشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى
ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah
menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian
dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
Berbicara tentang aurat dalam Islam, maka kita
kembali pada sejarah Bapak dan Ibu seluruh manusia, yaitu Nabi Adam alaihis
salam. Ketika setan menggoda Nabi Adam dan istrinya, Hawa, untuk memakan buah terlarang sehingga akhirnya
mereka tergoda untuk memakannya. Sebagaimana yang dikisahkan dalam QS. Al-A’raf
ayat 19-22 berikut ini:
(Dan Allah berfirman):
"Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah
olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu
berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang
yang dzalim".
Maka syaitan membisikkan
pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang
tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak
melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi
malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".
Dan dia (syaitan)
bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang
memberi nasihat kepada kamu berdua",
maka syaitan membujuk
keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah
merasakan buah dari pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan
mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka
menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu
dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi kamu berdua?"
Jika kita renungkan
untaian makna ayat-ayat tersebut, maka kita bisa ambil beberapa point:
Pertama, bahwa Allah SWT
menempatkan Nabi Adam beserta istrinya di dalam surga dan Allah mempersilahkan
mereka untuk menikmati segala hal yang ada di dalamnya, kecuali satu pohon
saja. Hal tersebut mungkin serupa dengan kondisi manusia saat ini, bahkan
mungkin termasuk kita di dalamnya. Allah menyediakan begitu banyak kenikmatan
yang halal dalam kehidupan kita, namun kita seringkali masih berusaha untuk
menjangkau yang diharamkan Allah. Allah memberikan kita akal pikiran dengan kemampuan yang sangat canggih melebihi
komputer terhebat saat ini untuk belajar dan memahami banyak ilmu pengetahuan,
akan tetapi terkadang kita masih sering saja mengambil hal yang haram seperti
mencontek ketika ulangan. Allah memberikan kita harta (uang jajan) melalui
perantara kedua orang tua kita, namun mungkin ada di antara kita yang masih
saja tergoda untuk tidak jujur ketika berbelanja di kantin atau koperasi
sekolah. Bahkan Allah menjanjikan bahwa laki-laki baik akan dipasangkan dengan
wanita baik, akan tetapi kita masih saja suka menjangkau yang haram dengan
menjalin hubungan yang sudah jelas-jelas diharamkan Allah SWT.
Hal kedua yang bisa kita
ambil dari untaian ayat tersebut adalah, Bahwa setan akan berusaha dengan berbagai cara
untuk menyesatkan manusia dari ketaatan kepada Allah SWT. namun sayangnya,
meski kita sudah tahu dan paham itu semua, masih saja kita dengan mudahnya
terkecoh dan pasrah dengan bujuk rayu setan untuk melakukan kemaksiatan kepada
Allah dan menjauhi ketaatan kepada-Nya.
Dan hal ketiga yang bisa
kita ambil pelajaran dari ayat tersebut adalah, bahwa pada hakikatnya,
Allah menciptakan rasa malu bagi manusia ketika auratnya terbuka, sebagaimana
Nabi Adam dan istrinya berusaha menutupi auratnya dengan dedaunan yang ada di
surga. Padahal hanya pasangan suami dan istri tersebut saja yang hidup di surga
ketika itu. Maka jika ada manusia yang tidak merasa risih ketika mengumbar
auratnya di depan umum, bahkan mungkin merasa bangga dengan hal tersebut,
sungguh orang-orang yang demikian adalah manusia yang menyalahi kodratnya
sebagai manusia dan sudah hilang rasa malunya. Karena pada hakikatnya aurat itu
adalah sumber rasa malu itu sendiri, maka jika aurat itu terbuka, telah
hilanglah rasa malu dari dirinya.
Berbicara aurat dalam
Islam juga berbicara tentang suatu perintah yang harus ditunaikan oleh setiap
muslim. Dan sebuah perintah dalam syariat Islam berlaku bagi para mukallaf,
atau orang-orang yang sudah mencapai usia baligh atau dewasa. Menutup aurat itu
kewajiban, bukan pilihan. Seperti halnya sholat, zakat, dan puasa. Maka jika
ada seorang muslim yang tidak menutup auratnya, mungkin tidak pantas menyebut
dirinya seorang muslim. Bagaimana bisa seseorang mengaku dirinya bagian dari
Islam, jika ia tidak menaati peraturan di dalamnya. Sebagaimana kalian selaku
siswa SMA Negeri 61 tidak akan diakui oleh sekolah kita tercinta ini, jika
kalian tidak mau tunduk pada peraturan dan tata tertib sekolah.
Maka ingatlah wahai sahabat,
wahai anak-anakku tercinta. Menutup aurat itu adalah bukti kepatuhanmu kepada
Tuhanmu. Apakah engkau tidak malu kepada Allah SWT yang telah memberikan begitu
banyak kemudahan dalam hidupmu itu? Apakah hati kecilmu itu tidak terdorong
untuk mempersembahkan ketaatan terbaik kepada Tuhanmu itu, sebagai balasan
segala limpahan karunia serta nikmat yang kau rasakan hingga detik ini? Apakah
engkau akan mampu mengangkat wajahmu dihadapan Allah SWT kelak, sedangkan
engkau kembali kepada-Nya dalam keadaan tidak taat kepada aturan-Nya? Sungguh
ini hanya bentuk kasih sayang kami kepadamu, agar engkau termasuk
pribadi-pribadi yang dicintai Tuhanmu, dan dirindukan oleh surga-Nya kelak.
Namun kami sadar, hanya Allah yang mampu memberikan hidayah kepada siapa saja
yang dikehendaki-Nya. Maka doa kami selalu untukmu, semoga Allah SWT
menggerakkan hati mu itu, dan mencurahkan pancaran hidayahnya, agar engkau, dan
kita semua menjadi pribadi yang tunduk dalam ketaatan kepada Allah SWT. Aamiiin
Ya Robbal Alamin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar