Selasa, 23 September 2014

Makna Aurat dalam Islam


Allah SWT berfirman di dalam QS. Al-A’raf ayat 26 :

يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِيْ سَوْءَاتِكُمْ وَرِيْشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”  

             Berbicara tentang aurat dalam Islam, maka kita kembali pada sejarah Bapak dan Ibu seluruh manusia, yaitu Nabi Adam alaihis salam. Ketika setan menggoda Nabi Adam dan istrinya,  Hawa,  untuk memakan buah terlarang sehingga akhirnya mereka tergoda untuk memakannya. Sebagaimana yang dikisahkan dalam QS. Al-A’raf ayat 19-22 berikut ini:
(Dan Allah berfirman): "Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang dzalim".
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)".
Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua",
maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasakan buah dari pohon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
Jika kita renungkan untaian makna ayat-ayat tersebut, maka kita bisa ambil beberapa point:
Pertama, bahwa Allah SWT menempatkan Nabi Adam beserta istrinya di dalam surga dan Allah mempersilahkan mereka untuk menikmati segala hal yang ada di dalamnya, kecuali satu pohon saja. Hal tersebut mungkin serupa dengan kondisi manusia saat ini, bahkan mungkin termasuk kita di dalamnya. Allah menyediakan begitu banyak kenikmatan yang halal dalam kehidupan kita, namun kita seringkali masih berusaha untuk menjangkau yang diharamkan Allah. Allah memberikan kita akal pikiran  dengan kemampuan yang sangat canggih melebihi komputer terhebat saat ini untuk belajar dan memahami banyak ilmu pengetahuan, akan tetapi terkadang kita masih sering saja mengambil hal yang haram seperti mencontek ketika ulangan. Allah memberikan kita harta (uang jajan) melalui perantara kedua orang tua kita, namun mungkin ada di antara kita yang masih saja tergoda untuk tidak jujur ketika berbelanja di kantin atau koperasi sekolah. Bahkan Allah menjanjikan bahwa laki-laki baik akan dipasangkan dengan wanita baik, akan tetapi kita masih saja suka menjangkau yang haram dengan menjalin hubungan yang sudah jelas-jelas diharamkan Allah SWT.
Hal kedua yang bisa kita ambil dari untaian ayat tersebut adalah, Bahwa setan akan berusaha dengan berbagai cara untuk menyesatkan manusia dari ketaatan kepada Allah SWT. namun sayangnya, meski kita sudah tahu dan paham itu semua, masih saja kita dengan mudahnya terkecoh dan pasrah dengan bujuk rayu setan untuk melakukan kemaksiatan kepada Allah dan menjauhi ketaatan kepada-Nya.
Dan hal ketiga yang bisa kita ambil pelajaran dari ayat tersebut adalah, bahwa pada hakikatnya, Allah menciptakan rasa malu bagi manusia ketika auratnya terbuka, sebagaimana Nabi Adam dan istrinya berusaha menutupi auratnya dengan dedaunan yang ada di surga. Padahal hanya pasangan suami dan istri tersebut saja yang hidup di surga ketika itu. Maka jika ada manusia yang tidak merasa risih ketika mengumbar auratnya di depan umum, bahkan mungkin merasa bangga dengan hal tersebut, sungguh orang-orang yang demikian adalah manusia yang menyalahi kodratnya sebagai manusia dan sudah hilang rasa malunya. Karena pada hakikatnya aurat itu adalah sumber rasa malu itu sendiri, maka jika aurat itu terbuka, telah hilanglah rasa malu dari dirinya.
Berbicara aurat dalam Islam juga berbicara tentang suatu perintah yang harus ditunaikan oleh setiap muslim. Dan sebuah perintah dalam syariat Islam berlaku bagi para mukallaf, atau orang-orang yang sudah mencapai usia baligh atau dewasa. Menutup aurat itu kewajiban, bukan pilihan. Seperti halnya sholat, zakat, dan puasa. Maka jika ada seorang muslim yang tidak menutup auratnya, mungkin tidak pantas menyebut dirinya seorang muslim. Bagaimana bisa seseorang mengaku dirinya bagian dari Islam, jika ia tidak menaati peraturan di dalamnya. Sebagaimana kalian selaku siswa SMA Negeri 61 tidak akan diakui oleh sekolah kita tercinta ini, jika kalian tidak mau tunduk pada peraturan dan tata tertib sekolah.
Maka ingatlah wahai sahabat, wahai anak-anakku tercinta. Menutup aurat itu adalah bukti kepatuhanmu kepada Tuhanmu. Apakah engkau tidak malu kepada Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak kemudahan dalam hidupmu itu? Apakah hati kecilmu itu tidak terdorong untuk mempersembahkan ketaatan terbaik kepada Tuhanmu itu, sebagai balasan segala limpahan karunia serta nikmat yang kau rasakan hingga detik ini? Apakah engkau akan mampu mengangkat wajahmu dihadapan Allah SWT kelak, sedangkan engkau kembali kepada-Nya dalam keadaan tidak taat kepada aturan-Nya? Sungguh ini hanya bentuk kasih sayang kami kepadamu, agar engkau termasuk pribadi-pribadi yang dicintai Tuhanmu, dan dirindukan oleh surga-Nya kelak. Namun kami sadar, hanya Allah yang mampu memberikan hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Maka doa kami selalu untukmu, semoga Allah SWT menggerakkan hati mu itu, dan mencurahkan pancaran hidayahnya, agar engkau, dan kita semua menjadi pribadi yang tunduk dalam ketaatan kepada Allah SWT. Aamiiin Ya Robbal Alamin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar