Rasulullah
saw bersabda dalam sebuah hadits:
جَاءَ
اْلِإسْلَامُ غَرِيْبًا فَسَيَأْتِي غَرِيْبًا فِي أَخِرِ الزَّمَانِ
“Islam datang dalam keadaan asing, dan akan kembali
terasing pada akhir zaman”
14 abad yang
lalu, kata-kata tersebut sudah disampaikan oleh Rasulullah saw. Bahwa agama
yang kita anut saat ini datang kepada manusia dalam keadaan asing dan aneh.
Bahkan banyak manusia yang mengingkari kedatangan ajaran ini. Maka pada
akhirnya nanti akan datang suatu masa di mana Islam akan menjadi asing lagi
dalam pandangan manusia. Bahkan orang-orang yang memegang teguh ajaran ini
ibarat orang yang memegang bara api. Jika ia pegang akan terasa panas akibat
tekanan, cacian, cemoohan, dan gunjingan orang-orang di sekitarnya. Akan
tetapi, jika ia lepas maka ia akan jatuh pada kekufuran.
Jika kita tengok
di sekitar kita, jika ada orang yang memakai pakaian muslimah yang menutup
seluruh aurat sesuai syariat Islam dan berjalan-jalan di tempat keramaian mungkin
akan terasa asing dan aneh bagi sekitarnya, bahkan mungkin hati kita pun
mungkin pernah berkata demikian terhadap muslim/muslimah yang seperti itu. Jika
ada seorang muslim membaca Al-Quran di tempat umum pun mungkin akan terasa aneh
bagi sebagian kita, dan jika ada orang yang hapal Al-Quran di zaman kita ini,
pasti menjadi hal yang sangat luar biasa dan asing bagi kebanyakan kita.
Begitupun
sebaliknya, ketika ada perempuan yang memakai pakaian serba mini dan mengumbar
auratnya, kita menganggap hal tersebut biasa. Ketika anak-anak generasi penerus
bangsa begitu hapal dan akrab dengan para artis dan pemain bola idolanya namun
tidak mengenal sejarah nabi dan para sahabatnya, kita pun menganggap hal yang
wajar saat ini. Ketika mata ini lebih banyak menatap layar komputer dan
handphone di banding membaca firman-firman Allah SWT di dalam Al-Quran, kita
pun tidak merasa aneh karenanya. Ketika kebanyakan orang tua masa kini begitu
bangga dan berlomba-lomba untuk menjadikannya orang-orang terkenal dengan segudang
bakat yang dimiliki untuk tampil di televisi namun tidak peduli apakah anaknya
paham atau tidak dengan ajaran agamanya, kita pun tetap menganggapnya biasa.
Bahkan tidak sedikit
dari kita yang mengkotak-kotakkan agama dari rutinitas harian kita, hingga
tidak jarang umat muslim yang berucap: “tidak penting agamanya apa, yang
penting kejujurannya.” Lupakah kita akan firman Allah SWT: bahwa agama yang
Allah ridhoi dan terima hanya Islam. Atau lupakah kita, bahwa Allah pun pernah
berfirman di dalam surah As-Sajdah ayat 18: “Apakah sama orang yang beriman
dengan orang yang tidak beriman?”
Maka sadar lah umat
muslim, terutama generasi penerus kehidupan, janganlah engkau menjadi bagian
yang mengasingkan ajaran agamamu. Fanatiklah terhadap ajaran nabimu, pakailah
penutup aurat mu itu sesuai syariat Tuhanmu. Bacalah kitab sucimu itu, di mana
saja, kapan saja. Telusuri lagi sejarah nabimu, para sahabat-sahabatnya, yang memiliki
keteguhan hati dan semangat jihad yang tinggi dalam ketaatan kepada Tuhannya.
Jadikan mereka idola kehidupanmu, karena sungguh, sebaik-baik idola bagi
hidupmu itu hanyalah baginda Rasulullah saw. Yang diturunkan Allah dengan
perhiasan akhlak mulia, sebagai rahmat bagi seluruh alam. Ingatlah, mungkin ini
kesempatan terakhir kita untuk menampilkan ketaatan terbaik kita kepada Allah
SWT, mungkin ini saat-saat terakhir kehidupan kita, mungkin esok hari mata ini
tidak terbuka lagi. Janganlah kalian merasa aman meski sudah berada di jalan
Islam, bukankah setiap musafir harus mengetahui dengan pasti arah mana yang
harus diambil dalam perjalanannya menuju tujuannya? Maka bagaimanakah kita
merasa aman dalam perjalanan hidup ini, jika pedoman hidup itu tidak pernah
kita pelajari dan pahami isinya? Aah, jangankan memahami isinya, membacanya pun
kita selalu beralasan dengan segala kesibukan duniawi. Padahal Tuhan yang
memberi kita waktu 24 jam ini tidak pernah menuntut banyak dari kita. Namun
alasan itu selalu terucap, waktuku terlalu sempit untuk mempelajari Al-Quran,
tugas-tugas sekolahku begitu menumpuk, hingga aku tidak punya waktu untuk
menghapal Al-Quran. Aktivitas kita sehari-hari
terasa begitu padat, bahkan untuk sekedar membaca 1 halaman Al-Quran,
yang tidak lebih dari 10 menit kita habiskan.
Sadarlah wahai kawan! dari
mana waktu yang kau miliki untuk mengerjakan tugas itu kau dapatkan? Siapakah
dzat yang memberimu kesempatan untuk mampu melakukan aktivitas harianmu itu?
Dan siapakah Yang paling berkuasa untuk menjamin engkau mampu kembali membuka
mata setelah malam tadi kau memejamkannya? Apakah untuk teman yang tidak selalu
ada kau punya waktu lebih di banding untuk Tuhanmu yang selalu setia hadir
dalam tiap tarikan napasmu?
Kembalilah wahai
sahabat! kembalilah pada ajaran Tuhanmu, taatilah setiap perintah-perintah-Nya,
dan jauhilah setiap ketidaktaatan kepada-Nya. Jangan merasa kau masih muda,
karena banyak bayi yang meninggal jika Allah menghendakinya. Jangan merasa kau
masih muda, karena begitu banyak orang tua yang menyesali masa mudanya yang
digunakan sia-sia. Dan Jangan pernah sekali-kali merasa kau masih muda, karena
banyak manusia menghadap Allah dengan penyesalan dan berharap hidupnya kembali
meski hanya 1 menit untuk melakukan ketaatan kepada Allah.
Dan Sabarlah wahai
anak-anakku! Ketika dunia menganggapmu aneh karena taat kepada Allah, ketika
teman-temanmu mencemooh dan meremehkan ketaatanmu menutup aurat sebagai bukti
kepatuhanmu kepada Allah, bahkan ketika seluruh dunia mengasingkanmu dan
menganggapmu aneh, saat Al-Quran itu engkau baca di tempat-tempat umum.
Ingatlah selalu firman Tuhanmu di dalam QS. Al-Ankabut ayat 2:
أَحَسِبَ
النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوْا أَنْ يَقُوْلُوْا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”
Maka ujian itu
adalah pembuktian ketaatanmu kepada Allah SWT. Jika kau sabar, akan ada balasan
yang lebih baik yang Allah persiapkan untukmu.
وَلَنَجْزِيَنَّ
الَّذِيْنَ صَبَرُوْا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Dan
sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 96)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar