Senin, 17 Maret 2014

MENCARI CINTA ILAHI

Cinta, suatu kata yang tidak akan pernah habis dibahas selama matahari masih terbit, selama bunga masih bermekaran, selama bulan masih menerangi gelapnya malam, selama bintang masih menghias cantik langit malam hari, dan selama pria dan wanita masih mengisi kehidupan di bumi ini. Jutaan kata tidak akan cukup untuk mendeskripsikan makna cinta yang sejati, yang mampu menjadikan si penakut menjadi pahlawan sejati, pendiam menjadi penari, bahkan setiap orang yang mencinta mampu menjadi puitis bak pujangga sejati.
            Namun makna cinta hakiki adalah cinta pada Ilahi, Yang cintanya tak pernah minta kembali, Yang memberi tanpa harus menagih janji, Yang menyajikan bahkan sebelum dipintakan, Yang memperhatikan meski terkadang dilupakan, Yang mencukupi meski tanpa balas abdi.
            Cinta Ilahi bisa terbukti dengan mengikuti syariat hakiki, yang membawa pada jalan sejati, menuju keindahan surgawi yang penuh dengan bidadari. Atau menggiring jiwa-jiwa damai dan suci bertemu cinta sejati, Allah rabbul Izzati.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. Ali Imran: 31)

            Untuk mencari cinta sejati dari Dzat Yang Hakiki, dibutuhkan pengorbanan tinggi, menjalankan setiap kewajiban sebagai abdi diri, dan melaksanakan setiap sunah sebagai bukti loyalitas pribadi. Semua itu untuk membuktikan, bahwa diri memang beriman, bahwa diri pantas mendapat bimbingan, dari Allah Yang Maha Rahman. Dzat Yang pernah berjanji, dalam sebuah hadits qudsi, melalui lisan yang suci, Muhammad Nabi yang Ummi, bahwa semua yang dicintanya, akan mendapat bimbingan, dalam pekanya pendengaran, juga tajamnya penglihatan, baiknya perbuatan, juga jaminan lurusnya langkah tujuan. Bahkan jaminan terkabulnya semua permohonan dan jauhnya semua keburukan.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman:

مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ


"Siapa yang memusuhi wali-Ku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang terhadapnya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan Sunah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai  tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepada-Ku pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Al-Bukhari)

            Maka renungkanlah wahai insan pilihan, yang jiwamu dicintai Tuhan, diciptakan-Nya dirimu dalam rupa yang menawan. Dititipkannya dirimu dalam pelukan, cinta kasih ayah bunda yang penuh ketulusan. Dicukupkannya dirimu dengan berbagai kenikmatan, yang kau pintakan bahkan yang tidak pernah kau pikirkan.
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang akan kau dustakan?
Ingatlah hidup hanya titipan, yang kau jalani dengan penuh perjuangan, pilihan ada di hadapan, jalan buruk atau baik yang akan kau jadikan tujuan? Apakah nafsu yang akan slalu kau sertakan, yang akan menggiringmu ke jalan setan, penuh kesengsaraan dan penyiksaan. Sedangkan Dia, Tuhan-mu selalu menginginkan kebaikan, menyediakan jalan penuh kenikmatan, kedamaian dan bidadari-bidadari pilihan, yang diciptakan sebagai pelayan orang yang beriman.
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang akan kau dustakan?
Masa mudamu akan segera hilang, terbawa umur yang kian berkurang. Ketampanan dan kecantikan pun akan memudar, menyisakan kerut dan tangan kasar. Kegagahan yang kau banggakan akan berganti kelemahan. Kesombongan yang kau tunjukkan akan hilang berganti kehinaan di mata Tuhan. Kebebasan mengikuti nafsu setan akan berbuah penyesalan, mengapa aku tidak beriman?.
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang akan kau dustakan?
Marilah anak-anakku sekalian, ikuti jalan kebenaran, tinggalkan segala kesenangan, yang hanya akan membawa kesengsaraan. Mungkin jiwamu masih muda, masih merasa bangga dengan kegagahan, namun ingatlah kisah Ismai a.s yang sejak kecil sudah beriman. Mungkin kau merasa bahwa umurmu masih panjang, namun bukankan kematian datang tanpa memandang? Tinggalkan cinta semu itu, yang penuh dengan tipu daya menggelincirkan. Jauhkan dirimu dari syahwat duniawi itu, yang akan membawamu ke dalam jurang jahannam.
Ikutilah jalanku, jalan Ar-Rohman, jalan para Rasul pilihan, jalan Al-Quran sebagai kitab pedoman, mari kita kejar cinta penuh keimanan, cinta kepada            Ar-Rohman, yang akan membimbing kepada titian ketaqwaan, meski penuh aral dan rintangan, namun yakinlah anak-anakku sekalian, jika kita teguhkan pendirian, Allah pasti mengumpulkan, dalam surga penuh kenikmatan. Hanya dengan satu jalan, Jalan cinta kepada Ar-Rohman.

KISAH DAN KEUTAMAAN SURAH AL-KAHFI

KEUTAMAAN SURAH AL-KAHFI

            Surah Al-Kahfi merupakan surah ke-18 dalam Al-Quran. Di dalamnya terdapat beberapa kisah di dalam surah yang tergolong surah Madaniah tersebut ini, di antaranya: Kisah tentang Ashabul Kahfi, yaitu sekolompok pemuda bersama seekor anjingnya yang melarikan diri dari penguasa yang dzalim yang memaksa seluruh rakyatnya untuk kufur kepada Allah SWT, namun mereka dengan keyakinannya yang teguh untuk mempertahankan aqidah tauhidnya kepada Allah SWT berhasil melarikan diri sehingga tiba di suatu gua hingga mereka tertidur selama ratusan tahun. Hal tersebut sebagai bukti bahwa Allah SWT akan menyelamatkan setiap orang yang yakin dan perpegang teguh pada keyakinannya. Ayat tersebut juga menjadi bukti janji Allah SWT bahwa tidak ada yang mampu memberikan kemudharatan (keburukan) kepada seorang pun jika Allah menginginkan kebaikan untuknya, begitupun sebaliknya.

            Di dalam surah Al-Kahfi juga terdapat kisah pertemuan Nabi Musa dengan salah seorang hamba Allah yang diberi keistimewaan berupa keilmuan yang luas. Tatkala Nabi Musa menganggap dirinya yang lebih dekat dan mengenal Allah SWT di banding makhluk lainnya, maka Allah SWT perintahkan untuk menemui seorang hamba-Nya di suatu tempat. Sehingga ketika Nabi Musa dan satu orang pengikutnya tiba di suatu tempat untuk beristirahat, tiba-tiba makanan berupa ikan yang menjadi bekal makanannya melompat ke dalam laut dalam keadaan hidup. Tempat itulah yang menjadi titik pertemuan dengan hamba pilihan Allah SWT yang dikenal dengan nama Nabi Khidir tersebut. Kemudian Nabi Musa meminta izin kepada Nabi khidir untuk mendampingi perjalanan beliau. Dalam perjalanan tersebutlah Nabi Musa mendapat perjalanan berharga bahwa di atas langit masih ada langit, di balik kelebihan yang Allah SWT berikan kepada Nabi Musa berupa risalah kenabian dan kedekatan kepada Allah, masih ada hamba lain yang diberi keistimewaan dan memiliki kedekatan lebih kepada Allah SWT. dari kisah tersebut dapat diambil pelajaran bahwa tidak patut seorang hamba-pun di dunia ini merasa paling benar, merasa paling taat, merasa paling dekat kepada Allah SWT, karena boleh jadi masih ada orang yang jauh lebih taat dan lebih dekat kepada Allah SWT. kisah ini juga mengajarkan kepada setiap manusia untuk tawadhu’ dan rendah hati dalam menjalani hidup.

            Selain kisah-kisah yang disebutkan di atas, masih ada beberapa kisah yang tercantum dalam surah Al-Kahfi, yang jika kita baca dan pahami maknanya dengan seksama, begitu banyak pelajaran yang bisa di ambil untuk bekal kehidupan ini. Maka tidak berlebihan kiranya jika Al-Quran bisa dijadikan rujukan sejarah bagi orang-orang yang mau meneliti, bisa jadi kitab cerita penuh makna di banding komik dan novel yang sering kita baca, bisa jadi petunjuk ilmu sebagai penguat keyakinan akan kekuasaan Sang Pemilik Alam semesta bagi para ilmuan pecinta pengetahuan, juga bisa menjadi gambaran masa depan tanpa unsur kemusyrikan yang akan membebaskan setiap insan dari tergelincir akan kesalahan dibanding harus mendatangi para peramal dan ahli nujum yang merujuk pada bisikan setan.
       
        Surah yang sarat kisah penuh hikmah ini pun memiliki keutamaan bagi para pembacanya. Di antara keutamaan membaca surah Al-Kahfi adalah:

1. Dipancarkan cahaya pada dirinya di hari kiamat kelak, dari kaki hingga ke langit

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya antara dirinya hingga baitul Atiq." (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi, dishahihkan Al-Albani)

2. Diampuni dosanya antara dua Jum’at


مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.” (Hadits riwayat Ibnu Umar dalam at-Targhib wa al- Tarhib)

3. Diselamatkan dari fitnah Dajjal


مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ


“Barangsiapa hafal sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” (HR. Muslim)

Selasa, 11 Maret 2014

MEMETIK HIKMAH DARI SETIAP MUSIBAH

Allah SWT berfirman dalam surat at-Taubat ayat 51:
قُلْ لَنْ يُصِيْبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللهُ لَنَا هُوَ مَوْلاَنَا وَعَلَى اللهِ فَاْليَتَوَكَّلِ اْلمُؤْمِنُوْنَ
“Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”
                Dari ayat tersebut kita bisa memetik hikmah bahwa apa yang sedang dan akan kita alami dalam hidup ini merupakan takdir yang Allah tetapkan bagi setiap hamba-Nya. Jika hal tersebut berbentuk kebaikan, tentu tidak akan kita permasalahkan. Namun jika ketentuan tersebut berbentuk sesuatu yang tidak baik menurut kita. Terkadang kita merasa kecewa dan patah semangat. Kegagalan sering membuat manusia menghentikan langkah dan menyerah, padahal tidak pernah ada kata gagal bagi setiap manusia yang mau berusaha dan terus berjuang. Jika langkahmu merasa terhenti karena tertundanya keberhasilanmu, ingatlah kembali perjuangan Nabimu ketika meyebarkan risalah tauhid, meski cobaan, cemoohan, cacian, dan makian menghadang perjuangan, beliau tetap teguh berdakwah, hingga akhirnya kita bisa merasakan indahnya Islam.
                Jika kehidupan ini mulai terasa membebani langkah kakimu, ingatlah perjuangan Nabi Musa ketika menyampaikan risalah kebenaran kepada Firaun, hingga akhirnya beliau dikejar oleh Firaun dan tentaranya, namun Allah SWT berikan jalan terbaik dan kemenangan untuk orang-orang yang mau bersabar dalam kebaikan.
                 Dan bahkan Jika kau merasa gundah akan ketidakjelasan masa depanmu, ingatlah kisah Nabi Nuh yang Allah SWT perintahkan untuk membuat bahtera di atas sebuah bukit. Beliaupun belum tahu alasan Allah SWT memerintahkannya untuk membuat bahtera yang bahkan jauh dari sumber air dan lautan, beliaupun belum tahu apa yang akan terjadi kemudian. Namun Nabi Nuh tetap istiqomah taat dan tunduk pada perintah Tuhannya. Maka Allah SWT berikan jalan terbaik bagi orang-orang yang bertakwa dan tawakkal atas segala ketentuan Allah SWT.
                Maka jalani kehidupan ini dengan sebaik-baiknya dan penuh keikhlasan, karena yakinlah bahwa Allah SWT Maha melihat kesungguhan hamba-Nya, dan yakinlah pada nasihat Baginda Nabi Muhammad saw ketika berbicara kepada Ibnu Abbas r.a :
 يَا غُلَامُ ! اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظُكَ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ, وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ, وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ, وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَّضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ, رُفِعَتِ اْلأَقْلَامُ وَجُفَّتِ الصُّحُفُ.

Wahai anak muda! Jagalah (Ketaatan kepada) Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu.
Jika engkau meminta sesuatu, mintalah kepada Allah. Dan jika engkau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.
Dan ketahuilah, seandainya umat ini bersatu untuk memberikan manfaat untukmu, maka mereka tidak akan bisa memberimu manfaat kecuali apa yang sudah Allah tetapkan untukmu.
Dan seandainya mereka bersatu untuk memberikan bahaya untukmu, maka mereka tidak akan bisa memberimu bahaya kecuali apa yang sudah Allah tetapkan untukmu.
Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering” 
(HR. Tirmidzi. Beliau berkata : “Hadits hasan shahih”)

KEUTAMAAN SURAH AL-MULK




Salah satu surah yang memiliki kekhususan tersebut adalah sebuah surah yang berisi 30 ayat. Allah menurunkan surah tersebut di hati Muhammad sebelum beliau hijrah ke Madinah. Surah Mekah ini berisi tentang persoalan akidah, hujah orang kafir, perdebatan orang musyrik, keadaan penduduk surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya, serta keadaan penduduk neraka dan azab yang ada di dalamnya.
Rasulullah saw. telah memberitahukan bahwa surah yang diberkahi ini merupakan pencegah, penjaga, penyelamat, dan pemberi syafa'at. Ia akan memberikan syafaat kepada pemilik(pembaca)nya, menyelamatkan dari azab kubur, dan membelanya didepan Rab-Nya Azza Wa Jalla pada hari kiamat kelak.

Surah agung itu adalah surah al-Mulk. Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan pemilik sunan yang empat, dari Abu Hurairah: "Sesungguhnya surah yang berisi tiga puluh ayat ini akan memintakan syafaat bagi pemiliknya maka dia pun diberi ampunan."         

Dari Ibnu Abbas berkata, seorang laki-laki mendirikan kemah diatas kuburan yang tidak disadarinya. Lalu ia mendengar suara manusia tengah membaca surah al-Mulk hingga selesai. Lalu ia mendatangi Rasulullah saw. dan menceritakan kejadiannya: "Wahai Rasulullah, aku mendirikan kemah diatas sebuah kuburan, tapi saya tidak menyadari kalau itu adalah kuburan. Lalu saya mendengar suara seseorang tengah membaca surah al-Mulk hingga selesai. Rasulullah saw. bersabda, "Itu adalah penghalang yang akan menyelamatkan pemiliknya dari azab kubur."               (HR Tirmidzi).  

Dari Jabir bin Abdillah berkata, "Rasululullah tidak tidur pada malam hari sehingga dia membaca (Alif Laam Miim, Tanzil) dan (Tabaaraka Biyadihil Mulku)." (HR Tirmidzi). 

Adalah Ibnu Abbas r.a. memberi pengajaran kepada seseorang dengan bertanya, "Maukah engkau aku hadiahi sebuah hadis?" Laki-laki tersebut menjawab, "Ya," Ibnu Abbas berkata, "Bacalah (tabaarakalladzi biyadihil mulku) dan ajarkanlah kepada keluargamu, semua anak-anakmu, bayi-bayimu, dan tetanggamu. Karena, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:"Aku suka kalau surah itu berada dalam hati setiap orang dari umatku." 

Inilah surah yang diberkahi yang semestinya kita selalu membacanya. Kita lantunkan dengan lesan, kita perhatikan dengan hati dan kita ajarkan kepada anak-anak dan istri kita. Marilah kita baca surah tersebut pada setiap malam. Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla memberikan syafaatnya kepada kita lalu kita akan diselamatkan dari azab kubur dan kedahsyatan hari kiamat.  

Inilah surah yang diberkahi, wahai kaum muslimin rakhimakumullah. Surah yang berjalan sebagai surah makki dalam memberikan penjelasan tentang qudrah Allah Azza wa Jalla, berbicara tentang kebesaran-Nya dan menetapkan kenabian Muhammad saw. Surah ini dimulai dengan pujian kepada Allah Azza wa Jalla.                 

Tabaarakalladzii biyadihil mulku wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir (Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).

Biyadihil mulku (Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan).    

Artinya, Allah memiliki kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dialah pemilik penciptaan dan perintah. Dialah yang memberi makan dan bukan yang diberi makan. Yang memberi balasan bukan yang diberi balasan; Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat kokoh. Ditangan-Nyalah kerajaan setiap sesuatu. Pencipta segala sesuatu. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang ada di langit dan di bumi yang dapat melemahkannya. Apabila Ia menghendaki sesuatu, ia berkata, "Kun" (jadilah), maka terjadilah.

KEUTAMAAN SHODAQOH


مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqoroh; 2: 261)

Adapun kesimpulan dari fadhilah shodaqoh secara umum adalah sebagai berikut :

1. Shodaqoh mampu menghilangkan balak (musibah dan cobaan).

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اِنَّ الصَّدَقَةَ لَتَدْفَعُ سَبْعِيْنَ بَابًا مِنَ اْلبَلَاءِ

“Rosulullah SAW bersabda : Shodaqoh bisa menolak 70 pintu bala’ (musibah)”


2. Shodaqoh adalah dokter

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ

“Rosulullah SAW bersabda : Obatilah orang-orang sakitmu dengan shodaqoh”

3. Shodaqoh adalah penjaga

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم حَصِّنُوْا اَمْوَالَكُمْ بِالصَّدَقَةِ

“Rosulullah SAW bersabda : Jagalah hartamu dengan bershodaqoh”

4. Shodaqoh mampu menghilangkan murka tuhan. Baca kisah berikut :

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ

“Rosulullah SAW bersabda : Shodaqoh mampu memadamkan murka Tuhan”

5. Shodaqoh menyatukan persaudaraan

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الصَّدَقَةُ هَدِيَّةٌ تَهَادُوْا تَحَابُوْا

“Rosulullah SAW bersabda : Shodaqoh adalah hadiah, berilah hadiah kamu sekalian, maka salinglah mencintai kamu sekalian”

6. Shodaqoh mampu melunakkan hati yang keras

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ وَجَدَ فِي قَلْبِهِ قَسَاوَةً فَلْيُنْشِرِ الصَّدَقَةَ

“Rosulullah SAW bersabda : Barang siapa yang hatinya keras, maka hendaklah melunakkannya dengan mengeluarkan shodaqoh”

7. Shodaqoh menambah umur

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الصَّدَقَةُ تَرُدُّ الْبَلَاءَ وَتُزِيْدُ فِي اْلعُمْرِ

“Rosulullah SAW bersabda : Shodaqoh mampu menghilangkan balak dan menambah umur”.

KEUTAMAAN DAN ETIKA MENUNTUT ILMU

Rasulullah saw bersabda :
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إلَى الجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menggapai ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.”                                                   (HR. Abu Daud, At Timridzi, Ibn Hibban, dan Al Baihaqi, dari sahabat Abu Darda ra)

Etika dalam Menuntut Ilmu di antaranya:

a.      Ikhlas
          Ikhlas adalah kunci setiap ibadah, diterima atau tidaknya perbuatan baik seseorang dinilai dari keikhlasannya dalam melakukan perbuatan tersebut.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata :
“Tidaklah diragukan lagi, bahwa menuntut ilmu adalah sebuah ibadah, bahkan ia merupakan ibadah yang paling mulia lagi utama. Maka oleh karenanya, wajib atas seorang penuntut ilmu harus memenuhi syarat diterimanya ibadah, yaitu ikhlas.”
  
Allah SWT berfirman dalam Surat al-Bayyinah ayat 5:

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.[2]

Juga hadits Nabi SAW ;
  مَنْ تَعَلَّمَ اْلعِلْـمَ لِيُبَـاهِي بِهِ اْلـعُلَمَاءَ وَيُجَـارِيْ بِهِ السُّفَهَـاءَ وَيَصْرِفُ بِهِ وُجُـوْهُ النَّـاسَ إِلَيْـهِ أَدْخَلَـهُ اللـهُ جَهَنَّـمَ
“Barangsiapa yang mempelajari ilmu untuk membanggakan diri di hadapan para ulama, mempermainkan diri orang-orang bodoh dan dengan itu wajah orang-orang berpaling kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka Jahannam. “                         (HR. Ibn Majjah dari sahabat Abu Hurairah)[3]

b.        Berdo`a     
Dalam Islam, seorang penuntut ilmu disamping didorong untuk berusaha Allah SWT memerintahkan kepada penuntut ilmu untuk berdo’a dengan do’a. Sebagaimana tersebut dalam firman-Nya Surat Thaha ayat 114:
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا
“Dan katakanlah ,”Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.

c.     Bersungguh-Sungguh

Termasuk juga kunci sukses dalam menuntut ilmu adalah bersungguh-sungguh dan diniatkan untuk mencari keridhaan Allah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT. dalam Surat al-Ankabut ayat 69:

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”

d.     Menjauhi Kemaksiatan
Syarat lain bagi penuntut ilmu yang ingin sukses adalah menjauhi kemaksiatan. Syarat ini merupakan syarat unik yang hanya dimiliki oleh agama Islam.
Pengaruh kemaksiatan terhadap terhalangnya ilmu pernah terbukti menimpa Imam Syafi’i. hal ini terlihat dari pengaduan Imam Syafi’i kepada salah seorang gurunya yang bernama Waki’. Kisah ini diceritakan Imam Syafi’i dalam sebuah syair berikut:  
شَكَوْتُ إِلَىْ وَكِيْـعٍ سُوْءَ حِفْظِيْ         فَأَرْشَـدَ نِيْ إِلَىْ تَـرْكِ اْلمَعَـاصِيْ
وقَالَ: اعْلَمْ بِأَنَّ الْعِلْمَ نُـــــوْرٌ            وَفَضْلُ اللهِ لاَ يُؤْتاَهُ عَـاصِ

Aku mengadu kepada guruku bernama Waqi’, tentang jeleknya hafalanku, maka ia memberikan petunjuk kepadaku agar meninggalkan kemaksiatan. Karena sesungguhnya ilmu itu  adalah  cahaya, dan cahaya Allah itu tidak akan diberikan kepada  orang yang berbuat maksiat”

e.                   Tidak Malu dan Tidak Sombong
Sombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua sifat itu masih ada dalam dalam dirinya. Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘Anha pernah berkata tentang sifat malu para wanita Anshor:
نِعْمَ النِّسَاءُ نِسَاءُ الأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ
“Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk memperdalam ilmu agama. (HR. Bukhari)

f.      Mengamalkan dan Menyebarkan Ilmu

Di dalam ajaran Islam, ada tiga perintah yang saling bertautan kepada para penuntut ilmu. Perintah itu adalah mencari ilmu, mengamalkan dan menyampaikannya kepada orang lain. 

Mengenai keutamaan menda’wahkan ilmu, misalnya dapat disimak dari sabda Nabi SAW. berikut ini:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Siapa orang yang menunjukkan kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melakukkannya”   (HR. Tirmidzi dari sahabat Abi Mas’ud ra)

ISLAM AGAMA SOSIAL

Allah SWT berfirman di dalam QS. Al- Hujurat ayat 13:
يا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثٰى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ (الحجرات: ١۳)
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
          Ayat tersebut menjelaskan bahwa tujuan dari diciptakannya manusia dari jenis laki-laki dan perempuan, dan diciptakannya manusia bersuku-suku dan berbangsa bangsa adalah agar manusia saling mengenal dan belajar satu sama lain.
          Bersosialisasi dan bergaul adalah kodrat setiap manusia, karena kita diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Akan tetapi, tentu setiap segala sesuatu ada aturan mainnya. Demikian pula dalam hal pergaulan. Ayat tersebut selain berisi perintah kepada manusia untuk “bergaul” atau saling mengenal antara satu dengan lainnya, juga mengatur batasan dari pergaulan tersebut.
          Di dalam ayat tersebut Allah SWT menyatakan bahwa batasan pergaulan dalam Islam adalah “Taqwa” (Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu), singkat namun memiliki makna yang sangat dalam.
          Ketakwaan memiliki makna kesadaran, sadar bahwa ada Dzat Yang Maha Melihat segala gerak-gerik kita, Mendengar setiap ucapan kita, dan Maha Membalas setiap kemaksiatan yang kita lakukan.
Kenapa harus “takwa?”. Karena seseorang yang bertakwa tidak akan melanggar perintah Allah, seseorang yang bertakwa tidak akan meninggalkan kewajibannya kepada Allah, seorang yang bertakwa tidak akan melakukan pergaulan bebas, dan yang pasti, seseorang yang bertakwa pasti mampu menjaga kehormatan diri dan keluarganya.
          Kesimpulannya, silahkan ananda semua berkenalan, bergaul, dan belajar dari siapapun. Namun selalu tanamkan ketakwaan dalam hati ananda sekalian, karena yakinlah, bekal takwa itu akan menyelamatkan kalian dari segala macam godaan kehidupan yang menjerumuskan pada lubang kehinaan dunia dan akhirat. Na’udzu Billaahi min dzaalik...

FADHILAH SURAH AL-FATIHAH

Diantara keutamaan surah Al-Fatihah:

1.     Surah Al-Qur'an yang paling agung dan "As-Sab'u Al-Matsaniy"

Allah subhanahu wa ta'aalaa berfirman:
{وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ} [الحجر: 87]
“Dan sesungguhnya kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Quran yang agung.” [Al-Hijr:87]

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Ubay bin Ka'b radiyallahu 'anhu membaca surah Al-Fatihah, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، مَا أُنْزِلَ فِي التَّوْرَاةِ، وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ، وَلَا فِي الزَّبُورِ، وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا، إِنَّهَا السَّبْعُ الْمَثَانِي، وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ الَّذِي أُعْطِيتُ " [مسند أحمد: صحيح]

"Demi Dzat Yang jiwaku di tangan-Nya, tidak diturunkan dalam kitab Taurat, tidak pula Injil, tidak pula Zabur, dan tidak pula dalam Al-Furqaan surah yang sepertinya, dia adalah tujuh ayat yang diulang-ulang, dan Al-Qur'an yang agung yang diberikan kepadaku". [Musnad Ahmad: Sahih]

2.     Ummul Qur'an dan Ummul Kitab

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" إِذَا قَرَأْتُمْ: {الحَمْدُ لله} فَاقْرَءُوْا: {بسم الله الرحمن الرحيم}. إِنَّهَا أُمُّ اْلقُرْآنِ , وَأُمُّ الْكِتَابِ , وَالسَّبْعُ اْلمَثَانِي , وَ{بسم الله الرحمن الرحيم}  إِحْدَاهَا "

"Jika kalian membaca surah Al-Fatihah maka bacalah {بسم الله الرحمن الرحيم}, surah ini adalah Ummul Qur'an, Ummul Kitab (induk Al-Qur'an), As-Sab'u Al-Matsaniy (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang), dan {بسم الله الرحمن الرحيم} adalah salah satu ayatnya". [Sunan Ad-Daruquthniy: Sahih]

3.     Surah yang terbaik

Ibnu Jabir radiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadaku:
"Maukah aku beri tahu kepadamu wahai Abdullah bin Jabir tentang surah yang paling baik dalam Al-Qur'an?"
Aku menjawab: Tentu ya Rasulullah!
Rasulullah bersabda:
"Bacalah surah Al-Fatihah sampai engkau menyelesaikannya". [Musnad Ahmad: Hasan]


4.     Sholat tidak sah tanpa membacanya

Dari Ubadah bin Ash-Shamit radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda:

«لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الكِتَابِ» [صحيح البخاري ومسلم]

"Tidak sah salatnya bagi orang yang tidak membaca surah Al-Fatihah". [Sahih Bukhari dan Muslim]

5.     Sebagai obat penyembuh

Abu Sa'id Al-Khudriy radiyallahu 'anhu berkata: Suatu hari kami dalam perjalanan dan kami singgah pada satu kampung, kemudian seorang budak mendatangi kami dan berkata: Sesungguhnya Tuan kampung ini sehat akan tetapi seorang dari kami ada yang sakit (disengat hewan berbisa), apakah ada diantara kalian yang bisa mengobati?
Maka seorang dari kami pergi bersamanya, dan kami tidak menyangka kalau ia pandai mengobati, lalu ia mendo'akan orang yang sakit itu maka ia langsung sembuh.
Kemudian ia diberi imbalan 30 ekor kambing dan kami diberi minum susu. Setelah ia kembali kami bertanya kepadanya: Apakah engkau memang pandai mengobati?
Ia menjawab: Tidak, aku tidak mengobatinya kecuali membacakannya Ummul Kitab (surah Al-Fatihah)!
Kami berata: Jangan kalian cerita sesuatu pun sampai kita mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Setelah kami tiba di Medinah kami menceritakan kejadian itu kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau bertanya:
"Dari mana kalian tahu kalau surah itu adalah obat? Bagikanlah imbalan itu dan beri aku satu bagian". [Sahih Bukhari dan Muslim]

6.     Pintu langit dibuka dan malaikat turun khusus pada hari itu dan memberi berita gembira kepada Rasulullah akan dua cahaya yang tidak diberikan kepada para nabi sebelumnya, dan jika dibaca akan dikabulkan

Ibnu Abbas radiyallahu 'anhuma berkata: Ketika Jibril 'alaihissalam duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, ia mendengar suara dari atas lalu mengangkat kepalanya dan berkata:
"Ini adalah suara pintu langit yang dibuka hari ini dan tidak akan dibuka selamanya kecuali hari ini"

Kemudian turun malaikat, lalu Jibril berkata:
"Ini adalah malaikat yang turun ke bumi dan tidak akan turun kecuali hari ini!"

Lalu malaikat itu memberi salam dan berkata:
"Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu yang tidak diberikan kepada nabi sebelum kamu: Surah Al-Fatihah dan penutup (akhri) surah Al-Baqarah, kamu tidak membacanya kecuali engkau akan diberi (atas do'a yang terkandung dalam ayat-ayatnya)". [Sahih Muslim]

7.     Berdialog dengan Allah dan mengabulkan permintaan

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" قَالَ اللهُ تَعَالَى: قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: {الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: حَمِدَنِي عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ} ، قَالَ اللهُ تَعَالَى: أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي، وَإِذَا قَالَ: {مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ}، قَالَ: مَجَّدَنِي عَبْدِي - وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي - فَإِذَا قَالَ: {إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} قَالَ: هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي، وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ، فَإِذَا قَالَ: {اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ} قَالَ: هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ " [صحيح مسلم]

Allah berfirman dalam hadits qudsi: "Aku membagi salat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua dan untuk hamba-Ku apa yang ia minta". Maka jika sang hamba membaca (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) Allah berkata: "Hamba-Ku mensyukuri Aku", dan jika membaca (الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ) Allah berkata: "Hamba-Ku memuji Aku", dan jika membaca (مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ) Allah berkata: "Hamba-Ku pasrah kepada-Ku", dan jika membaca  (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ) , Allah berkata: "Ini antara Aku dan Hambaku, dan untuk hamba-Ku apa yang ia minta", dan jika membaca                                                                     (اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ)            Allah berkata: "Ini untuk hamba-Ku dan untuk hamba-Ku apa yang ia minta". [Sahih Muslim]




8.     Para malaikat mengucapkan 'aamiin' ketika seorang imam selesai membaca   Al-Fatihah, dan ampunan bagi orang yang bertepatan dengan ucapan malaikat.

Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu; Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

" إِذَا قَالَ الإِمَامُ: {غَيْرِ المَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ} فَقُولُوا: آمِينَ، فَإِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ قَوْلَ المَلاَئِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ " [صحيح البخاري ومسلم]

"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu." [Sahih Bukhari dan Muslim]

Catatan:

·           Surah ini dinamai surah "Al-Fatihah" (pembuka) karena bacaan sholat diawali dengan surah ini dan mushhaf Al-Qur'an diawalil dengan surah ini.
·           Dinamai juga "Ummu Al-Kitab" atau "Ummu Al-Qur'an" (induk Al-Qur'an) karena mushhaf     Al-Qur'an diawali dengan surah ini dan kandungan semua ayat Al-Qur'an secara umum merujuk pada kandungan surah ini.
·           Surah ini juga dinamai "Ar-Ruqyah" (penyembuh) karena bisa menyembukan jika dibaca.
·           Dinamai juga "Ash-Shalah" (salat) karena salat tidak sah jika tidak membacanya.

·           Dinamai juga "As-Sab'u Al-Matsaniy" (tujuh ayat yang diulang-ulang) karena jumlah ayatnya ada tujuh dan dibaca berulang-ulang dalam salat.