Senin, 17 Maret 2014

MENCARI CINTA ILAHI

Cinta, suatu kata yang tidak akan pernah habis dibahas selama matahari masih terbit, selama bunga masih bermekaran, selama bulan masih menerangi gelapnya malam, selama bintang masih menghias cantik langit malam hari, dan selama pria dan wanita masih mengisi kehidupan di bumi ini. Jutaan kata tidak akan cukup untuk mendeskripsikan makna cinta yang sejati, yang mampu menjadikan si penakut menjadi pahlawan sejati, pendiam menjadi penari, bahkan setiap orang yang mencinta mampu menjadi puitis bak pujangga sejati.
            Namun makna cinta hakiki adalah cinta pada Ilahi, Yang cintanya tak pernah minta kembali, Yang memberi tanpa harus menagih janji, Yang menyajikan bahkan sebelum dipintakan, Yang memperhatikan meski terkadang dilupakan, Yang mencukupi meski tanpa balas abdi.
            Cinta Ilahi bisa terbukti dengan mengikuti syariat hakiki, yang membawa pada jalan sejati, menuju keindahan surgawi yang penuh dengan bidadari. Atau menggiring jiwa-jiwa damai dan suci bertemu cinta sejati, Allah rabbul Izzati.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. Ali Imran: 31)

            Untuk mencari cinta sejati dari Dzat Yang Hakiki, dibutuhkan pengorbanan tinggi, menjalankan setiap kewajiban sebagai abdi diri, dan melaksanakan setiap sunah sebagai bukti loyalitas pribadi. Semua itu untuk membuktikan, bahwa diri memang beriman, bahwa diri pantas mendapat bimbingan, dari Allah Yang Maha Rahman. Dzat Yang pernah berjanji, dalam sebuah hadits qudsi, melalui lisan yang suci, Muhammad Nabi yang Ummi, bahwa semua yang dicintanya, akan mendapat bimbingan, dalam pekanya pendengaran, juga tajamnya penglihatan, baiknya perbuatan, juga jaminan lurusnya langkah tujuan. Bahkan jaminan terkabulnya semua permohonan dan jauhnya semua keburukan.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman:

مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ


"Siapa yang memusuhi wali-Ku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang terhadapnya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan Sunah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai  tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepada-Ku pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Al-Bukhari)

            Maka renungkanlah wahai insan pilihan, yang jiwamu dicintai Tuhan, diciptakan-Nya dirimu dalam rupa yang menawan. Dititipkannya dirimu dalam pelukan, cinta kasih ayah bunda yang penuh ketulusan. Dicukupkannya dirimu dengan berbagai kenikmatan, yang kau pintakan bahkan yang tidak pernah kau pikirkan.
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang akan kau dustakan?
Ingatlah hidup hanya titipan, yang kau jalani dengan penuh perjuangan, pilihan ada di hadapan, jalan buruk atau baik yang akan kau jadikan tujuan? Apakah nafsu yang akan slalu kau sertakan, yang akan menggiringmu ke jalan setan, penuh kesengsaraan dan penyiksaan. Sedangkan Dia, Tuhan-mu selalu menginginkan kebaikan, menyediakan jalan penuh kenikmatan, kedamaian dan bidadari-bidadari pilihan, yang diciptakan sebagai pelayan orang yang beriman.
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang akan kau dustakan?
Masa mudamu akan segera hilang, terbawa umur yang kian berkurang. Ketampanan dan kecantikan pun akan memudar, menyisakan kerut dan tangan kasar. Kegagahan yang kau banggakan akan berganti kelemahan. Kesombongan yang kau tunjukkan akan hilang berganti kehinaan di mata Tuhan. Kebebasan mengikuti nafsu setan akan berbuah penyesalan, mengapa aku tidak beriman?.
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang akan kau dustakan?
Marilah anak-anakku sekalian, ikuti jalan kebenaran, tinggalkan segala kesenangan, yang hanya akan membawa kesengsaraan. Mungkin jiwamu masih muda, masih merasa bangga dengan kegagahan, namun ingatlah kisah Ismai a.s yang sejak kecil sudah beriman. Mungkin kau merasa bahwa umurmu masih panjang, namun bukankan kematian datang tanpa memandang? Tinggalkan cinta semu itu, yang penuh dengan tipu daya menggelincirkan. Jauhkan dirimu dari syahwat duniawi itu, yang akan membawamu ke dalam jurang jahannam.
Ikutilah jalanku, jalan Ar-Rohman, jalan para Rasul pilihan, jalan Al-Quran sebagai kitab pedoman, mari kita kejar cinta penuh keimanan, cinta kepada            Ar-Rohman, yang akan membimbing kepada titian ketaqwaan, meski penuh aral dan rintangan, namun yakinlah anak-anakku sekalian, jika kita teguhkan pendirian, Allah pasti mengumpulkan, dalam surga penuh kenikmatan. Hanya dengan satu jalan, Jalan cinta kepada Ar-Rohman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar