اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ
الْمُعْتَدِينَ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ
خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ
قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ
” Berdoalah kepada Tuhanmu dengan
merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas. Janganlah kamu membuat kerosakan di muka
bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. [al-A‘raf/7:55-56]
Dan Ibnu Katsîr rahimahullah
membawakan sejumlah hadits-hadits yang berkaitan dengan adab-adab tersebut
iaitu: [3]
1. Mengangkat kedua tangan sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Salmân al-Fârisi Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
1. Mengangkat kedua tangan sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Salmân al-Fârisi Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ إِنَّ اللّهَ حَيِيٌ كَرِيمٌ
يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا
خَائِبَتَيْنِ
” Sesungguhnya Allah Subhanahu wa
Ta’ala Maha pemalu lagi Maha pemurah terhadap seorang hamba yang mengangkat
kedua tangannya (berdoa), kemudian kedua tangannya kembali dengan kosong dan
kehampaan (tidak dikabulkan).” [4]
2. Memulai doa dengan pujian kepada Allah SWT,
kemudian Sholawat dan Salam kepada Nabi Muhammad saw
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
إِذَا صَلَّى أَحَدُ كُمْ فَلْيَبْدَأْ بِتَحْمِيْدِ اللهِ وَ الثَنَاءِ ثُمَّ يُـصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ ثُمَّ يَدْعُوْ بِمَا شَاءَ .
) رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدَ(
“Apabila seseorang diantara kamu berdo’a, maka hendaklah
ia mendahuluinya dengan alhamdulillah dan puji-pujian lainnya, lalu bershalawat
kepada Nabi dan kemudian ia berdo’a dengan apa yang ia kehendakinya”. (H.R. Abu
Daud).
3. Bersangka baik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Diriwayatkan dalam sebuah hadis qudsi dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يَقُولُ اللَّه عَزَّوَجَلَّ : أَنَّا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِيْ وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِيْ
3. Bersangka baik terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Diriwayatkan dalam sebuah hadis qudsi dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
يَقُولُ اللَّه عَزَّوَجَلَّ : أَنَّا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِيْ وَأَنَا مَعَهُ إِذَا دَعَانِيْ
” Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman: “Aku (akan) sebagaimana hamba-Ku menyangka tentang-Ku, dan Aku akan
bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku”[6]
4. Menjauhi sikap tergesa-gesa
mengharapkan terkabulnya doa; karena ketergesa-gesaan itu akan berakhir
dengan sikap putus asa sehingga ia tidak lagi berdoa. Na‘ûdzubillâh.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يُسْتَجَابُ لِاَحَدِكُمْ
مَالَم يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَم يُتَجَبْ لِي
” Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahawa Rasulullah
bersabda “ Akan dikabulkan (doa) seseorang di antara kalian selama dia tidak
tergesa-gesa, yaitu dia berkata ‘aku telah berdoa namun belum dikabulkan
bagiku’ “.
Dalam lafaz lain, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sentiasa akan
dikabulkan (doa) seorang hamba selama tidak meminta sesuatu yang membawa dosa
atau memutuskan tali kekeluargaan, selama dia tidak tergesa-gesa. Ditanyakan
kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah , apa yang
dimaksud tergesa-gesa?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Dia
berkata ‘aku telah berdoa, aku telah berdoa namun aku tidak pernah mendapatkan
doaku dikabulkan’, kemudian ia berputus asa dan meninggalkan berdoa.”
5. Membersihkan jiwa raga dari berbagai kotoran dosa. Hati yang kotor dengan berbagai maksiat atau jiwa yang tidak bersih dari perkara haram akan menghalang terkabulnya doa.
” Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala baik dan tidak menerima melainkan yang baik. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kaum Mukminin dengan apa yang telah diperintahkannya kepada para rasul. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wahai para rasul makanlah kalian dari yang baik dan beramal solehlah, sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman makanlah rizki yang baik dari apa yang diberikan kepada kalian…”.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seorang musafir yang berjalan jauh sehingga tidak terurus rambutnya, lusuh dan berdebu tubuhnya, dia mengangkat kedua tangannya ke arah langit seraya berdoa menyeru: “Wahai tuhanku, wahai tuhanku …”, namun makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi dari yang haram, bagaimana mungkin akan dikabulkan doanya?”.
Urutan Isi Doa
1.
Mengucapkan Alhamdulillah
(Pujian kepada Allah SWT)
2.
Mengucapkan Sholawat kepada
Nabi Muhammad saw
3.
Menyebutkan hajat/doa yang
ingin dipanjatkan (Isi Doa)
4.
Mengucapkan Sholawat kepada
Nabi Muhammad saw
5.
Menutup dengan Alhamdulillah
(Pujian kepada Allah SWT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar