Rasulullah
saw bersabda :
مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ
اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إلَى الجَنَّةِ
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menggapai ilmu, maka Allah
memudahkan baginya jalan menuju surga.”
(HR. Abu Daud, At Timridzi, Ibn Hibban, dan Al Baihaqi, dari sahabat Abu
Darda ra)
Etika dalam Menuntut
Ilmu di antaranya:
a. Ikhlas
Ikhlas adalah kunci setiap
ibadah, diterima atau tidaknya perbuatan baik seseorang dinilai dari
keikhlasannya dalam melakukan perbuatan tersebut.
Syaikh
Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata :
“Tidaklah
diragukan lagi, bahwa menuntut ilmu adalah sebuah ibadah, bahkan ia merupakan
ibadah yang paling mulia lagi utama. Maka oleh karenanya, wajib atas seorang penuntut ilmu harus
memenuhi syarat diterimanya ibadah, yaitu ikhlas.”
Allah
SWT berfirman dalam Surat al-Bayyinah ayat 5:
Padahal
mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.[2]
Juga
hadits Nabi SAW ;
مَنْ
تَعَلَّمَ اْلعِلْـمَ لِيُبَـاهِي بِهِ اْلـعُلَمَاءَ وَيُجَـارِيْ بِهِ
السُّفَهَـاءَ وَيَصْرِفُ بِهِ وُجُـوْهُ النَّـاسَ إِلَيْـهِ أَدْخَلَـهُ اللـهُ
جَهَنَّـمَ
“Barangsiapa yang mempelajari ilmu untuk
membanggakan diri di hadapan para ulama, mempermainkan diri orang-orang bodoh
dan dengan itu wajah orang-orang berpaling kepadanya, maka Allah akan
memasukkannya ke dalam neraka Jahannam. “ (HR. Ibn Majjah dari
sahabat Abu Hurairah)[3]
b.
Berdo`a
Dalam
Islam, seorang penuntut ilmu disamping didorong untuk berusaha Allah SWT
memerintahkan kepada penuntut ilmu untuk berdo’a dengan do’a. Sebagaimana
tersebut dalam firman-Nya Surat Thaha ayat 114:
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا
“Dan katakanlah ,”Ya Tuhanku,
tambahkanlah ilmu kepadaku.”
c. Bersungguh-Sungguh
Termasuk
juga kunci sukses dalam menuntut ilmu adalah bersungguh-sungguh dan diniatkan untuk
mencari keridhaan Allah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Allah SWT. dalam Surat al-Ankabut ayat 69:
“Dan orang-orang yang
berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada
mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik”
d. Menjauhi
Kemaksiatan
Syarat
lain bagi penuntut ilmu yang ingin sukses adalah menjauhi kemaksiatan. Syarat
ini merupakan syarat unik yang hanya dimiliki oleh agama Islam.
Pengaruh
kemaksiatan terhadap terhalangnya ilmu pernah terbukti menimpa Imam Syafi’i.
hal ini terlihat dari pengaduan Imam Syafi’i kepada salah seorang gurunya yang
bernama Waki’. Kisah ini diceritakan Imam Syafi’i dalam sebuah syair berikut:
شَكَوْتُ إِلَىْ وَكِيْـعٍ سُوْءَ
حِفْظِيْ فَأَرْشَـدَ نِيْ إِلَىْ تَـرْكِ اْلمَعَـاصِيْ
وقَالَ: اعْلَمْ بِأَنَّ الْعِلْمَ نُـــــوْرٌ
وَفَضْلُ اللهِ لاَ يُؤْتاَهُ عَـاصِ
Aku mengadu kepada guruku bernama Waqi’,
tentang jeleknya hafalanku, maka ia memberikan petunjuk kepadaku agar
meninggalkan kemaksiatan. Karena sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya
Allah itu tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat”
e. Tidak Malu dan Tidak Sombong
Sombong
dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama kedua sifat
itu masih ada dalam dalam dirinya. Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu
‘Anha pernah berkata tentang sifat malu para wanita Anshor:
نِعْمَ النِّسَاءُ
نِسَاءُ الأَنْصَارِ لَمْ يَمْنَعْهُنَّ الحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي
الدِّينِ
“Sebaik-baik wanita
adalah wanita Anshar. Rasa malu tidak menghalangi mereka untuk memperdalam ilmu
agama. (HR. Bukhari)
f. Mengamalkan
dan Menyebarkan Ilmu
Di dalam ajaran Islam, ada tiga
perintah yang saling bertautan kepada para penuntut ilmu. Perintah itu adalah
mencari ilmu, mengamalkan dan menyampaikannya kepada orang lain.
Mengenai keutamaan menda’wahkan
ilmu, misalnya dapat disimak dari sabda Nabi SAW. berikut ini:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Siapa orang yang menunjukkan kebaikan, maka
baginya pahala seperti orang yang melakukkannya” (HR. Tirmidzi dari sahabat Abi Mas’ud ra)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar