Rasulullah
saw bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ
وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap
kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya”
Hadits tersebut
menjelaskan bahwa setiap manusia yang hidup di dunia ini merupakan pemimpin,
yang akan bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang suami
menjadi pemimpin dalam rumah tangganya, seorang ketua RT atau RW menjadi
pemimpin warga masyarakatnya, ketua kelas menjadi pemimpin teman-teman di
kelasnya, Bapak/Ibu guru menjadi pemimpin siswa-siswanya, kepala negara menjadi
pemimpin masyarakatnya, bahkan seseorang yang bukan siapa-siapa dan tidak
memegang jabatan apapun juga merupakan pemimpin dirinya sendiri.
Setiap pemimpin
akan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya di hadapan Allah SWT kelak. Ketika
seorang kepala negara memimpin sebuah negara, namun banyak rakyat yang
merasakan ketidaknyamanan dan kezaliman pemimpinnya atau bahkan banyak
rakyatnya yang melakukan kemaksiatan dan jauh dari ketaatan kepada Allah SWT,
maka pemimpin tersebut akan bertanggung jawab atas semuanya di hadapan Allah
SWT. Begitupun ananda semua selaku pelajar yang diberi amanah oleh orang tua
untuk belajar, jika Anda bermalas-malasan dan tidak bersungguh-sungguh dalam
memahami setiap hal yang disampaikan oleh Bapak serta Ibu guru di sekolah, Anda
pun akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah atas amanah yang orang tua Anda
berikan. Belum lagi amanah Allah ketika mengutus kita semua ke dunia ini.
Sebagaimana firman Allah di dalam Al-Quran:
وَمَا
خَلَقْتُ اْلجِنَّ وَ اْلِإنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah
kepada-Ku.”
Coba kita
renungkan sejenak, berapa banyak sholat yang kita tinggalkan?, berapa banyak
puasa Ramadhan yang kita lalaikan hanya untuk hal sepele?, berapa lama sudah
kita meninggalkan ketaatan kepada Allah karena tidak menutup aurat sesuai perintah-Nya?,
berapa sering kita melakukan kemaksiatan kepada Allah?, Berapa sering kita
berpegangan tangan dengan lawan jenis yang bukan mahram kita? Bahkan mungkin
ada di antara kita yang melakukan lebih dari itu, Berapa banyak sudah
ucapan-ucapan tidak baik keluar dari lisan kita? Cacian, makian, umpatan,
fitnah, bahkan hinaan kita lontarkan dari lisan ini terhadap saudara kita
seiman, terhadap sesama manusia, bahkan terhadap Ibu dan Ayah yang telah
berjuang sekuat tenaga demi kita, yang telah menyingkirkan berbagai
keinginannya hanya agar keinginan kita terpenuhi, mengubur segala mimpi masa
mudanya hanya agar mimpi-mimpi kita terwujud. Bayangkan, betapa jahatnya kita,
jika segala perjuangan penuh ketulusan itu kita balas dengan pengkhianatan,
segala kelembutan Ibu dan perlindungan Ayah kita balas dengan makian, hanya
karena mereka salah berucap, salah mengerti maksud kita. Sungguh tidak pantas
wahai anak-anakku..tidak pantas sedikit-pun kita balas segala pengorbanan itu
dengan pengkhianatan yang selama ini kita lakukan! tidak pantas sedikit-pun
segala ketulusan tanpa pamrih itu kita balas dengan sikap kasar lagi
meremehkan! Ingatlah, tanpa mereka kita bukan apa-apa, bukan siapa-siapa.
Ingatlah, kita belum bisa memberi mereka apa-apa, maka pantaskan segala perlakuan
negatif kita kepada mereka selama ini? Bahkan jika dunia ini engkau miliki,
tidak akan mampu membalas kebaikan setetes air susu ibumu itu! Dan ingatlah,
segala hal yang kau lakukan semasa hidupmu ini akan engkau pertanggungjawabkan
kelak di hadapan Tuhanmu Yang Maha Mengetahui segala perbuatan hamba-Nya.
Maka jadilah engkau pemuda muslim yang bertanggung jawab.
Tunaikanlah amanah Tuhanmu sesuai tujuan penciptaanmu di dunia ini.
Laksanakanlah amanah kedua orang tuamu ketika mengutusmu untuk belajar di
sekolah ini. Jagalah kepercayaan guru-gurumu ketika mereka menitipkan ilmu yang
sangat berharga di dasar sanubarimu itu. Jagalah pula kehormatan teman wanitamu
itu, jangan kau rusak mereka, jangan kau nodai kebanggaannya, jangan kau rusak
masa depannya. Dan untuk engkau para wanita, jagalah kehormatanmu itu, karena
engkaupun akan dimintai pertanggungan jawab oleh Tuhanmu, jangan kau ikuti
jalan setan yang akan menghancurkan masa depanmu, banyak jalan untuk
memunculkan motivasi dalam menuntut ilmu. Janganlah kalian iringi perjalanan
mulia menutut ilmu dengan maksiat kepada Allah. Ingatlah perkataan seorang Alim
Imam Waqi’ kepada Imam Syafi’i muridnya: “Ilmu adalah cahaya, dan cahaya
Allah tidak akan diberikan kepada orang yang melakukan kemaksiatan.” Jika pun
engkau sudah tidak peduli akan kehormatan dirimu, ingatlah, engkau pun
bertanggung jawab terhadap kehormatan keluargamu, jangan biarkan orang tuamu merasa
malu akan perbuatanmu yang menodai nilai agama dan norma sosial itu. Maka tanamkan ini dalam hatimu: “Aku harus
menjadi muslim yang bertanggung jawab, karena segala perbuatanku akan aku
pertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah SWT.”